Sunday, October 21, 2007

Model Ekonomi

Review Microeconomics Advance:

Model Ekonomi
Seperti yang telah diketahui oleh sebagian besar dari anda, ekonomi biasanya didefinisikan sebagai studi tentang alokasi sumberdaya yang langka diantara penggunaan-penggunaan akhir yang bersaingan. Defini ini menekankan dua ciri penting dalam ekonomi yang akan menjadi pusat perhatian kita. Pertama, sumberdaya produktif yang langka--Mereka tidak tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memuaskan semua keinginan manusia. Kelangkaan ini menetapkan berbagai batasan baik dalam pilihan yang tersedia bagi masyarakat maupun kesempatan yang terbuka bagi para anggotanya: Tidak ada seorang individu pun yang dapat menggunakan lebih dari 24 jam dalam satu hari. Pilihan-pilihan harus dibuat tentang bagaimana sumberdaya ini dipergunakan. Keharusan untuk membuat pilihan-piliha ini mengarah pada ciri kedua dalam definisi ekonomi ini: perhatian untuk menemukan bagaimana pilihan-pilihan ini sebenarnya dibuat. Dengan meneliti kegiatan konsumen, produsen, pemasok sumber daya, pemerintah dan pemberi suara, para ekonom berusaha memahami bagaimana sumberdaya dialokasikan.

Model-Model Teoritis
Ciri yang paling mengejutkan dalam setiap sistem perekonomian adalah kompleksitas keseluruhannya. Beribu-ribu perusahaan terlibat dalam memproduksi jutaan barang yang berbeda. Jutaan individu bekerja dalam berbagai jenis pekerjaan dan membeli berbagai jenis produk, yang berkisar kacang sampai mobil trailer untuk rumah. Dan dengan satu cara tertentu, semua tindakan tersebut harus dikoordinasikan. Misalnya, ambillah kacang. Kacang harus ditanam pada saat yang tepat, harus dikirimkan kepada para pengolah untuk mengubahnya menjadi mentega kacang, minyak kacang, kacang garing, dan berbagai makanan lainnya. Para pengolah ini pada gilirannya harus memastikan bahwa produk mereka tiba diribuan tempat eceran dalam jumlah yang sesuai untuk memenuhi setiap permintaan.
Karena ciri-ciri perekonomian seperti ini tidak dapat digambarkan dengan perincian yang lengkap, maka para ekonom memilih untuk meringkas kompleksitas yang luas dalam perekonomian di dunia nyata ini dan mengembangkan model-model yang lebih sederhana untuk menangkap "inti" dari proses ekonomi. Seperti sebuah peta jalan yang berguna, sekalipun peta tersebut tidak mencatat setiap rumah atau setiap rumput yang ada dijalan, model ekonomi untuk pasar kacang misalnya, juga sangat berguna sekalipun tidak mencatat semua perincian dalam perekonomian kacang. Kita akan melihat bahwa sekalipun model-model ekonomi tersebut berupa abstraksi dari kompleksitas yang sebenarnya dalam dunia nyata, model-model ini tetap menangkap inti tertentu yang terdapat dalam semua kegiatan perekonomian.
Penggunaan model tersebar baik dalam ilmu alam maupun dalam ilmu sosial. Dalam ilmu fisika, gagasan tentang ruang hampa yang "sempurna" atau sebuah gas "ideal" merupakan abstraksi yang memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti fenomena dunia nyata dalam situasi yang disederhanakan. Dalam ilmu kimia, gagasan tentang atom atau molekul pada kenyataannya merupakan model yang disederhanakan untuk struktur materi. Para arsitek menggunakan model tiruan untuk merencanakan bangunan. Para teknisi televisi melihat pada diagram untuk menetapkan dimana masalah terdapat. Demikian pula, para ekonom mengembangkan model sebagai alat bantu untuk memahami masalah perekonomian, model-model yang memperlihatkan bagaimana individu-individu membuat keputusan, cara perusahaan berperilaku, dan cara dimana kedua kelompok ini berinteraksi untuk menetapkan pasar.

* Verifikasi Model Ekonomi
Tentu saja, tidak semua model terbukti "baik" atau "benar". Misalnya, model bahwa bumi adalah pusat pergerakan planet yang dirancang oleh Ptolemy akhirnya diabaikan, karena model ini terbukti tidak mampu menerangkan secara akurat bagaimana planet-planet tersebut bergerak mengelilingi matahari. Tujuan penting dalam sebuah penelitian ilmiah adalah memisahkan model-model yang "buruk" dari model-model yang "baik". Dua metode umum yang dipergunakan untuk memverifikasi model ekonomi ini: (1) pendekatan langsung, yang berusaha menetapkan validitas asumsi-asumsi dasar yang menjadi dasar model tersebut; dan (2) pendekatan tidak langsung, yang berusaha mengkonfirmasi validitas dengan menunjukkan bahwa sebuah model yang disederhanakan dapat secara tepat memprediksi kejadian-kejadian dunia nyata.
Model sebuah perusahaan yang berusaha memaksimumkan laba jelas merupakan penyederhanaan dari kenyataan. Model ini mengabaikan motivasi pribadi dari para manajer perusahaan dan tidak membahas konflik di antara mereka. Model ini mengasumsikan bahwa laba adalah satu-satunya sasaran yang relevan bagi perusahaan; sasaran-sasaran lainnya yang mungkin, seperti memperoleh kekuasaan atau prestise, dipandang tidak penting. Model yang sederhana ini mengasumsikan bahwa perusahaan memiliki informasi yang memadai tentang biaya dan sifat pasar ke mana perusahaan tersebut menjual produknya untuk menemukan bagaimana keputusan-keputusan yang memaksimumkan laba itu sebenarnya. Tentu saja kebanyakan perusahaan di dunia nyata tidak dapat memiliki informasi ini dengan segera. Seperti tersirat di atas, tidak ada satu model pun yang dapat menggambarkan kenyataan dengan tepat. Pertanyaan yang sebenarnya adalah apakah model yang sederhana ini dapat menyatakan diri sebagai model yang baik.

*Pengujian Asumsi Secara Langsung
Salah satu pengujian terhadap model perusahaan yang memaksimumkan laba mengambil pendekatan langsung dan meneliti asumsi-asumsi dasarnya: apakah perusahaan benar-benar berusaha memaksimumkan laba? Para ekonom telah meneliti pertanyaan ini dengan mengirimkan kuesioner kepada para eksekutif dan meminta mereka untuk menyatakan sasaran yang mereka kejar. Hasil dari survei tersebut beragam. Para pelaku bisnis sering kali menyebutkan sasaran-sasaran lain di luar laba atau mereka hanya menyatakan bahwa mereka "berusaha sebaik mungkin" dengan mempertimbangkan informasi mereka yang terbatas. Sebaliknya, kebanyakan responden juga menyebutkan "minat" yang besar terhadap laba dan menyatakan pandangan bahwa maksimisasi laba adalah sasaran yang sesuai. Pendekatan langsung untuk menguji asumsi-asumsi model maksimisasi laba ini karena itu terbukti tidak pasti.

*Pengujian Empiris Secara Tidak Langsung
Beberapa ekonom, terutama Milton Friedman, menolak gagasan bahwa sebuah model dapat diuji dengan memeriksa realitas asumsi-asumsinya. Mereka berargumentasi bahwa semua model teoritis didasari oleh asumsi yang "tidak realitis", sifat pengembangan teori ini sendiri menuntut bahwa kita membuat beberapa abstraksi. Para ekonom ini menyimpulkan bahwa satu-satunya cara untuk menetapkan validitas sebuah model adalah dengan melihat apakah model tersebut mampu menerangkan dan memprediksi kejadian-kejadian dunia nyata. Pengujian akhir untuk sebuah model ekonomi adalah ketika model tersebut dihadapkan dengan data dari perekonomian itu sendiri.
Friedman memberikan ilustrasi yang penting tentang prinsip ini. Ia menanyakan jenis teori apa yang akan dipergunakan untuk menerangkan pukulan-pukulan yang dilakukan oleh para pemain bilyar yang ahli. Ia menyatakan bahwa hukum kecepatan, momentum, dan sudut dalam fisika klasik akan merupakan model teoritis yang sesuai. Pemain-pemain bilyar membuat pukulan seolah-olah mereka mengikuti hukum ini. Tetapi jika kita menanyakan kepada para pemain bilyar tersebut apakah mereka memahami prinsip-prinsip fisika dibalik permainan bilyar, tidak diragukan lagi kebanyakan dari mereka akan menjawab tidak. Bagaimana pun juga, hukum fisika memberikan prediksi yang sangat akurat dan harus diterima sebagai model teoritis yang sesuai untuk menerangkan bagaimana permainan bilyar dimaikan oleh para pemain ahli.
Karena itu, pengujian terhadap maksimisasi laba harus diberikan dengan mencoba memprediksi perilaku perusahaan dunia nyata dengan mengasumsikan bahwa perusahaan-perusahaan ini berperilaku seolah-olah mereka memaksimumkan laba. Jika prediksi-prediksi ini secara wajar sesuai dengan kenyataan, maka kita dapat menerima hipotesis maksimisasi laba. Kenyataan bahwa perusahaan menanggapi kuesioner dengan menyangkal setiap usaha untuk memaksimumkan laba tidak merusaka validitas hipotesis dasar tersebut seperti ketika para pemain bilyar menyatakan ketidaktahuan mereka akan hukum-hukum fisika. Jadi, pengujian akhir bagi setiap teori adalah kemampuannya untuk memprediksi kejadian-kejadian dunia nyata.

Referensi: Microeconomic Theory Basic Principles and Extensions, The Dryden Press, 1994, Walter Nicholson.