Tuesday, October 23, 2007

ekonom sebagai ilmuwan

Ekonom sebagai ilmuwan


Setiap bidang ilmu memiliki bahasa dan cara berpikirnya masing-masing. Matematikawan berbicara mengenai aksioma, integral dan ruang vektor. Psikolog berbicara mengenai ego, identitas diri, dan disonansi kognitif. Pengacara berbicara mengenai tempat kejadian perkara, dakwaan dan kesepakatan.
Para ekonom mencoba menyelesaolam pokok permasalahan mereka dengan obyektivitas seorang ilmuwan. Mereka melakukan pendekatan studi ekonomi dengan cara yang sama dengan seorang fisikawan ketika mempelajari material dan seorang ahli biologi ketika mempelajari kehidupan: menciptakan teori-teori, mengumpulkan data, menganalisisnya sebagai usaha pembuktian, serta mencari kesalahan teori-teori mereka.
Bagi pemula, sepertinya aneh untuk menyatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan sains karena para ekonom tidak bekerja dengan menggunakan tabung percobaan atau teleskop. Namun, inti sains adalah metode ilmiah--pengembangan dan pengujian teori yang obyektif mengenai bagaimana dunia bekerja. Metode penelitian ini dapat diterapkan untuk mempelajari perekonoian suatu negara sebagaimana diterapkan untuk mempelajari gravitasi bumi atau evolusi spesies. Seperti yang dikatakan Albert Einstein, "seluruh ilmu pengetahuan tidak lain adalah perbaikan pemikiran setiap hari".
Walaupun komentar Einstein benar bagi ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi dan juga benar bagi ilmu-ilmu alam seperti fisika, sebagian besar orang tidak terbiasa melihat masyarakat melalui cara pandang seorang ilmuwan.


Metode Ilmiah: observasi, teori dan observasi lagi
Isaac Newton, ilmuwan dan matematikawan terkenal dari abad ke-17, menurut cerita menjadi penasaran saat suatu hari melihat sebuah apel jatuh dari pohonnya. Observasi ini mendorong Newton untuk mengembangkan sebuah teori gravitasi yang diterapkan bukan hanya pada sebuah apel yang jatuh ke bumi tetapi juga pada dua buah obyek apa pun di alam semesta ini. Pengujian berikutnya dari teori Newton telah menunjukkan bahwa teori tersebut berlaku dalam banyak keadaan (walaupun, seperti yang nantinya ditekankan oleh Einstein, tidak berlaku dalam semua keadaan). Karena teori Newton berhasil menjelaskan observasi, saat ini teori Newton masih diajarkan dalam kuliah-kuliah fisikan diseluruh dunia.
Keadaan saling mempengaruhi antara teori dan observasi juga terjadi dalam ilmu ekonomi. Seorang ekonom mungkin tinggal di sebuah negara yang sedang mengalami kenaikan harga-harga dengan cepat dan tergerak oleh pengamatan ini untuk mengembangkan teori inflasi. Teori tersebut mungkin menegaskan bahwa inflasi yang tinggi terjadi apabila pemerintah mencetak terlalu banyak uang. Untuk menguji teori ini, para ekonom mengumpulkan dan menganalisis data harga-harga dan uang dari berbagai negara. Bila pertumbuhan dalam jumlah uang ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan kenaikan harga-harga, ekonom tersebut akan mulai meragukan keasbsahan teori inflasinya. Bila pertumbuhan uang dan inflasi ternyata berkaitan erat dan didukung data internasional, yang memang merupakan fakta, ekonom akan menjadi lebih yakin atas teorinya.
Walaupun para ekonom menggunakan teori dan observasi seperti para ilmuwan lainnya, mereka menghadapi rintangan yang menyebabkan tugas mereka sangat menantang: eksperimen sering kali sulit dilakukan dalam ilmu ekonomi. Para fisikawan yang sedang mempelajari gravitasi dengan mudah dapat menjatuhkan obyek apa pun di laboratorium untuk mengumpulkan data dalam rangka menguji teori mereka. Sebaliknya, para ekonom yang sedang mempelajari inflasi tidak boleh dengan mudahnya memanipulasi kebijakan moneter suatu negara untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Para ekonom, seperti para astronomi dan para ahli biologi evolusioner biasanya harus mengumpulkan data dari berbagai kejadian nyata yang diberikan dunia kepada mereka, apa adanya.
Untuk menggantikan eksperimen laboratorium, para ekonom memberikan perhatian besar pada eksperimen-eksperimen alamiah yang terjadi dalam sejarah. Ketika perang Timur Tengah menganggu aliran minyak mentah, misalnya, harga minyak melambung di seluruh dunia. Bagi para konsumen minyak dan produk minyak, kejadian seperti itu menurunkan standar hidup. Bagi para pembuat kebijakan ekonomi, sulit membuat pilihan bagaimana cara memberikan tanggapan terbaik. Namun bagi para ilmuwan ekonomi, kejadian seperti itu memberikan pelung untuk mempelajari dampak sumber daya alam terutama terhadap perekonomian dunia, dan peluang ini bertahan lama bahkan sampai setelah perang berakhir. Bagian-bagian ini sangat berharga untuk dipelajari karena memberikan kita pemahaman mengenai perekonomian masa lampau dan lebih penting lagi, karena memungkinkan kita untuk menjelaskan dan mengevaluasi teori-teori ekonomi masa kini.


Peran Asumsi-Asumsi
Apabila anda bertanya kepada seorang fisikawan berapa lama waktu yang dibutuhkan sebuah kelereng untuk jatuh dari puncak gedung berlantai sepuluh, fisikawan tersebut akan menjawab dengan mengasumsikan bahwa kelereng jatuh dalam ruang vakum. Tentu saja, asumsi ini salah. Kenyataannya, gedung tersebut dikelilingi oleh udara, yang menimbulkan gesekan pada kelereng yang jatuh dan memperlambat kecepatannya. Namun, fisikawan tersebut mungkin akan mengasumsikan bahwa gesekan pada kelereng sangat kecil sehingga efeknya dapat diabaikan. Mengasumsikan kelereng jatuh dalam ruang vakum sangat menyederhanakan masalah tanpa secara substansial mempengaruhi jawaban.
Para ekonom membuat asumsi-asumsi untuk alasan yang sama: asumsi-asumsi dapat menyederhanakan dunia yang kompleks dan menjadikannya lebih mudah dipahami. Untuk mempelajari dampak perdagangan internasional, misalnya, kita dapat mengasumsikan bahwa dunia hanya terdiri atas dua negara dan tiap negara hanya menghasilkan dua jenis barang. Tentu saja, dunia nyata terdiri atas banyak negara dan masing-masing menghasilkan ribuan jenis barang yang berbeda. Namun dengan mengasumsikan dunia negara dan dua jenis barang, kita dapat memusatkan perhatian kita. Sekali kita memahami perdagangan internasional dalam dunia hayalan dengan dua negara dan dua jenis barang, kita dapat memahami perdagangan internasional dalam dunia yang lebih kompleks yang kita tempati ini dengan lebih baik.
Seni dalam berpikir ilmiah--dalam fisika, biologi, atau ekonomi--adalah menentukan asumsi-asumsi yang dibuat. Misalnya, anggaplah bahwa kita menjatuhkan sebuah bola dari puncak gedung, alih-alih kelereng. Seorang fisikawan akan menyadari bahwa asumsi tanpa gesekan semakin kurang akurat dalam kasus ini. Gesekan menimbulkan gaya yang lebih besar pada bola dibanding pada kelereng karena bola berukuran lebih besar. Asumsi bahwa gravitasi bekerja dalam ruang vakum masuk akal untuk mempelajari kelereng yang jatuh tapi tidak untuk mempelajari bola yang jatuh.
Sama halnya, para ekonom menggunakan asumsi-asumsi yang berbeda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berbeda. Anggaplah kita ingin mempelajari apa yang terjadi pada perekonomian ketika pemerintah mengubah jumlah uang dalam sirkulasi. Bagian penting dari analisis ini adalah bagaimana harga-harga berubaha kerena hal tersebut. Banyak harga tidak sering berubah dalam perekonomian; misalnya harga majalah hanya berubah setiap beberapa tahun. Mengetahui tentang dakta ini akan menuntun kita dalam membuat asumsi-asumsi berbeda ketika mempelajari dampak dari perubahan kebijakan untuk jangka waktu yang berbeda. Untuk mempelajari dampak jangka pendek dari kebijakan tersebut, kita dapat mengasumsikan bahwa harga-harga tidak berubah banyak. Kita bahkan dapat membuat asumsi ekstrem dan menipu, yaitu bahwa semua harga tetap. Akan tetapi, untuk mempelajari jangka panjang dari kebijakan tersebut, kita dapat mengasumsikan bahwa semua harga sangat fleksibel. Seperti seorang fisikawan dapat menggunakan asumsi-asumsi yang berbeda ketika mempelajari kelereng dan bola yang jatuh, para ekonom menggunakan asumsi-asumsi yang berbeda ketika mempelajari dampak jangka pendek dan jangka panjang akibat perubahan jumlah uang.


Model-model Ekonomi
Ahli biologi mengajarkan anatomi dasar dengan tiruan tubuh manusia dari plastik. Model-model ini memiliki organ-organ utama, yaitu jantung, hati, ginjal dan seterusnya. Model ini memungkinkan pengajar untuk menunjukkan kepada para siswa, secara sederhana bagaimana bagian-bagian tubuh yang penting dapat saling bersesuaian. Tentu saja, model plastik tidak sama dengan tubuh manusia sebenarnya, dan tidak akan ada seorang pun mengatakan bahwa model itu merupakan manusia asli. Model-model ini sengaja dibuat dengan mengabaikan banyak bagian kecil. Namun, sekalipun model ini tidak nyata, mempelajarinya justru sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana tubuh manusia bekerja.
Para ekonom juga menggunakan model-model untuk mempelajari dunia, namun bukan dengan bahan plastik. Model-model yang mereka gunakan sering tersusun atas diagram-diagram dan persamaan-persamaan. Seperti model plastik yang dipergunakan ahli biologi, model-model ekonomi mengabaikan banyak bagian kecil untuk memungkinkan kita melihat apa yang sebenarnya penting. Sama halnya seperti model yang digunakan ahli biologi yang tidak mencakup seluruh otot dan pembuluh darah tubuh, model yang digunakan seorang ekonom juga tidak mencakup setiap bagian perekonomian.
Begitu kita menggunakan model-model untuk menelaah berbagai isu ekonomi, kita akan melihat bahwa semua model dibangun dengan asumsi. Seperti seorang fisikawan memulai analisis jatuhnya kelereng dengan mengasumsikan bahwa gesekan dapat diabaikan, para ekonom juga mengasumsikan tidak adanya bagian-bagian kecil perekonomian yang tidak relevan dalam mempelajari pertanyaan yang sedang dihadapi. Semua model--dalam fisika, biologi, atau ekonomi--menyederhanakan kenyataan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman kita.