Friday, October 19, 2007

liquidity

Review Handbook of Monetary Economics:

LIQUIDITY


1. Introduction
Likuiditas, secara intuitif dipahami oleh ahli ekonomi dan lainnya dekat kaitannya dengan fleksibilitas. Likuiditas sebagai sesuatu yang dianggap mudah untuk dikonversi menjadi suatu aset tertentu melalui suatu transaksi pasar.
Transaksi pasar sebagai set pilihan ide untuk meningkatkan likuiditas dalam beberapa waktu, misalnya portofolio tergantung pada waktu khusus untuk dikonversi. Reward dari likuiditas juga jelas: memungkinkan agent untuk merespon dengan biaya rendah untuk informasi baru (Hicks, 1974), menaiknya reward dengan nilai informasi baru dan biaya-biaya perubahan (Jones dan Ostroy, 1984).
Misalnya, jika seorang agen memiliki pandangan tentang beberapa kejadian (signal) tentang masa mendatang dimana kesepakatan besar dengan ketidakpastian, asumsi cateris paribus, maka terlihat masuk akan, dimana dia ingin meningkatkan likuiditas miliknya.
Mudahnya konversi suatu aset ke dalam aset bentuk lain menyebabkan pentingnya biaya-biaya transaksi. Selanjutnya diformulasikan dalam bentuk search theory yang berkaitan dengan perluasan pasar (Lippman dan McCall, 1986). Misalnya, ”thin” market membuat likuiditas karena buyers dan sellers harus mencari bentuk lainnya. Hal ini menyebabkan eksternalitas menjadi faktor pentingnya untuk menjadi perhatian dikemukakan Diamond (1986). Agents mengabaikan keuntungan (gain) dari likuiditas untuk mempertahakan keikutsertaannya dalam pasar dimana hasilnya menjadi pemasukan bagi mereka, terhalanginya yang disebabkan likuiditas pasar. Oleh karena itu, “thin” market mungkin tidak akan pernah tumbuh menjadi “fat” meskipun thin market akan Pareto improving.
Kepentingan terbesar studi tentang likuiditas mengarahkan pada kesimpulan bahwa studi tentang likuiditas menjadi salah satu elemen penting dalam analisis ekonomi,maka banyak teori-teori ekonomi membutuhkan perubahan. Misalnya, pengakuan pentingnya biaya-biaya transaksi memberikan kesimpulan bahwa agent akan memaksimukan dengan fungsi tujuan terhadap jumlah dibanding satu, dengan kendala anggaran (Hahn, 1971; 1973).
Hal tersebut memberikan konsekuensi yang serius pada teori keseimbangan umum. Likuiditas mungkin digunakan untuk menghitung ”missing markets”, dimana kita mengetahui memiliki konsekuensi lebih serius untuk mendapatkan teori dibandingkan hanya sekedar gagasan (Geanakoplos dan Mas-Collel, 1985).
Search theory menyarankan pasar-pasar (atau bukan pasar dalam pengertian tradisional) dan juga mempertimbangkan implikasi-implikasi teori kompetitif. Secara ideal, teori kompetitif digabungkan dengan teori bargaining (Rubinstein dan Wolinsky, 1986), Gale (1986), yang mengarahkan untuk memodifikasi search theory itu sendiri. Teori-teori aset tidak hanya memberikan perhatian kepada karakteristik-karakteristik aset saja.

2. Portfolio choice with transaction cost
Dalam bagian ini difokuskan pada kondisi ekonomi untuk setiap negara dan setiap waktu, dimana seluruh asset dijelaskan dengan harga.
Ekonomi pasar sempurna untuk membedakan dengan keadaan ekonomi, dimana pertukaran hanya melalui pencarian dan/atau tawar-menawar.
Agent diasumsikan mengetahui fungsi harga untuk setiap negara dan setiap waktu. Namun, transaksi-transaksi menjadi mahal. Biaya-biaya transaksi mungkin subjektif, misalnya agen meluangkan waktu transaksi, dan/atau mungkin kebutuhan untuk pekerja perantara (broker, agen pengembang, dll) meningkat.
Misalnya , a adalah vektor aset yang dipegang oleh agent dan b adalah vektor aset lainnya. sebagai biaya transaksi bergerak dari a menuju b dalam negara s, dimana b dapat dicapai. Komponen m pada a mewakili uang. Jika a’ berbeda dari a hanya dalam komponen m, maka untuk seluruh s.


3. Liquidity and comparative statics
Derivasi pada kondisi orde pertama (first order condition) memberikan beberapa pengertian, dimana kondisi-kondisi ini sangat tidak informatif (kondisi tersebut sebagai komparatif statik).
Dalam contoh, ketika sesuatu ditujukan secara intuitif masuk akal dimana proposisi konsisten dengan pilihan rasional. Sayangnya, hal itu nampaknya tidak satupun berhasil dilaksanakan, dan argumen bahwa secara riel konkulasi secara teoritikal tidak dapat dilakukan secara umum. Yaitu, bahwa intuisi kita ini tidak dapat didukung oleh paradigma umum.
Prosedur peringkat likuiditas aset tergantung pada karakteristik agent. Peringkat yang dimaksudkan oleh Jones dan Ostroy dengan mendefinisikan bawa dan menyatakan portofolio a ada tidak kurang likuid (fleksible) dibanding a’ , jika untuk seluruh s dan .
Saran paling aktual dikemukakan Hicks (1974), bahwa ketika seorang agent lebih berharap ketidakpastian diselesaikan dalam periode kedua, maka kemudian mereka juga akan memilih portofolio lebih likuid. Yaitu, karena agent mengetahui bahwa ini adalah kemungkinan lebih tinggi, maka dia ingin untuk merubah apapun portofolio dia yang dipilih pada periode pertama. Oleh karena itu, dia tetap dengan portofolio awalnya (sebelum dia yakin dengan perbedaan), yang menyebabkan biaya transaksi lebih tinggi.
Tujuan peringkat yang diusulkan oleh Jones dan Ostroy hasil tidak dapat disampaikan disini, karena seorang agent lebih tertarik dengan biaya-biaya perubahan dalam posisi aset hanya untuk negara dimana dia dapat mencapai perubahan optimal. Oleh karena itu agent mungkin menganggap pilihan a sebagai lebih fleksibel dibanding lainnya tanpa memenuhi kriteria Jones-Ostroy.
Keynes (1936) menyarankan bahwa peringkat aset melalui likuiditas harus didasarkan pada “more certainly realisable at short notice without loss”. Lippman dan McCalla tidak memiliki kesulitan dalam memaksukan ini kedalam definisi. Dikaitkan dengan ide bahwa likuiditas harus dihitung melalui diskon pada nilai “true” yang akan terjadi, jika aset dijual dalam satu periode.
Lippman dan McCall menunjukkan bahwa perhitungan pada berbagai likuiditas aset dengan biaya-biaya pencarian dalam cara yang sama yang mereka kerjakan. Namun, tidak ada definisi, mengarahkan komparatif statik masuk akal.
Secara sepintas, biaya-biaya pencarian lebih tinggi membuat aset lebih likudi pada definisi Lippman dan McCall. Hal itu tidak cukup jelas, bagaimana mempengaruhi likuiditas aset yang akan dipilih. Rata-rata waktu pencarian lebih rendah akan berhubungan dengan mendapatkan harga aset lebih rendah.
Kerja yang ditunjukkan Jones dan Ostroy, bahwa tidak secara sederhana menemukan definisi yang tidak dapat bermanfaat dan dapat dipakai.


4. Money
Berdasarkan first order conditions yang diturunkan dalam sesi 2 ditunjukkan bahwa uang memiliki likuiditas premium dibandingkan dengan aset apapun, dengan probabilitas positif, akan berkurang dalam periode kedua. Pernyataan ini diintepretasikan terjadi.
Dengan premis tertentu ini, diharapkan return utilitas pada pembayaran harga sebuah aset, termasuk biaya-biaya transaski, harus lebih satu dibandingkan dengan aset yang dibeli dari periode pertama.
Asumsi: probalilitas penjualan untuk aset apapun pada periode kedua tidak pernah nol.
Probabilitas satu dapat dikatakan sebagai preferensi likuiditas untuk uang.
Dari persamaan (2.6):
kita dapat mengatakan bahwa tingkat return untuk aset apapun, j, yang dibeli pada periode pertama tidak lebih rendah, dimana adalah:
Jika kemudian, adalah diasumsikan positif. Prosedur ini berdasarkan formula Keynesian dinyatakan bahwa likuiditas preferensi set lebih rendah pada tingkat return aset apapun yang dibeli pada periode pertama.


5. Sensivity to new information
kritikan yang disebut “operational” perhitungan likuiditas diturunkan dari teori pencarian, pencarian mungkin penting ketika mempertimbangkan likuiditas.
Banyak asset tidak dapat diperoleh sebagian dari harga penjualan kembali, karena terlalu spesifik dan lainya karena kepemilikan pertama menyebabkan barang menjadi idiosyncratic (Hahn, 1971). Misalnya, pasar besar dalam mobil-mobil bekas (second-hand) namun pemilik pertama mobil bekas tidak mensubtitusikan secara sempurna untuk orang lainnya, bahkan untuk membuat sama dan ketinggalan model ketinggalan.
Kaidah pencarian optimum dalam kondisi umum ketika harus digunakan untuk mempelajari pilihan aset agen yang diwujudkan dalam barang lebih kompleks dibandingkan dengan satu keluarga saja. Keputusan untuk pencarian (usaha untuk menjual) adalah endogenous.
Agent mungkin memperbaharui anggapan melalui waktu dan mengetahuai bahwa meraka akan bekerja, pencarian dimulai pada satu waktu dan satu negara mungkin hancur dengan waktu lain dan negara lain tanpa suatu penjualan. Analisis serius sangat dibutuhkan, namun tidak dapat dijamin dapat dilakukan.
Likuiditas terkait dengan speed of response untuk informasi baru. Kaitan ini adalah bahwa elastisitas subtitusi antara aset harus lebih kecil dari likuiditas portofolio.
Mari kita melihat ketika skenario return untuk biaya transaksi. Ketika direalisasikan s2, tersedia informasi baru, mempengaruhi perubahan dalam ekspektasi relatif return asset yang dihitung berdasar harga per unit, termasuk biaya-biaya transaksi pembelian untuk hal baru tersebut.
Seorang agent dapat menjual aset-aset sama dengan harga kotor (gross price), maka ketika mereka dapat membeli, akan melakukan penyesuaian kembali portofolio mereka. Namun, jika biaya-biaya transaksi membuat harga penjualan lebih rendah dibandingkan harga pembelian kotor akan mengurangi usaha mereka untuk melakukan penyesuaian kembali portofolio yang dimiliki. Atau dengan lain kata, ekpektasi relatif return untuk dua aset harus berubah lebih dibanding yang lainnya, untuk sesuatu disubtitusikan bagi yang lainnya.
Jika dipikirkan untuk waktu yang panjang, maka mudah dilihat bahwa biaya-biaya transaksi mungkin membuat optimal untuk mempertahakan aset dalam waktu lama dibanding dalam kasus jika portofolio likuid secara sempurna.
Sebagai catatan, dalam fungsi ekonomi pasar kaidah untuk pencarian optimum pada agent ketika kepentingan tunggal (kecuali mungkinan pasar tenaga kerja karena jelas moral hazard), namun pencarian pekerja perantara untuk agent dapat menjual (seperti dealer mobil bekas/second-hand car). Maka, pertama kali, dapat menghilangkan biaya-biaya pencarian masuk dalam biaya-biaya transaksi saat ini. Pencarian adalah salah satu dasar untuk memahami biaya-biaya transaksi.
Seluruh bagian ini mempengaruhi kesimpulan bahwa responsif suatu portofolio terhadap informasi baru akan mempengaruhi tinggi-rendahnya perhitungan tidak likuiditas. Untuk aset fisik, ketika return hanya untuk satu waktu tertentu, ini berarti bahwa akan mengambil waktu lama sebelum digantikan dengan aset lainnya. Agent tentu mengetahui bahwa pengurangan profitabilitas sebagai respon terhadap informasi baru yang diperlukan dalam pilihan-pilihan aset-aset tertentu, dan ini akan mempengaruhi permintaan mereka ketika baru.
Selanjutnya, keseimpulan terlebih dahulu yakin pada banyak variabel seperti bahwa mendatang akan lebih tidak pasti, mempengaruhi pilihan-pilihan untuk portofolio lebih likuid terutama relevan dengan keputusan-keputusan investasi secara sederhana dalam aset-aset fisik karena secara implisit biaya-biaya transaksi tinggi.
Beberapa pernyataan ini pada biaya secara formal, namun tidak untuk saat ini. Setelah seluruhanya, ide-ide ini sangat tidak baru. Misalnya, secara umum diamati bahwa pasar-pasar ekuitas memperbolehkan agent-agent untuk investasu dakan aset-aset produktif tanpa resiko biaya-boaya besar untuk kesalahan investasi ketika mungkina dapat keinginan tertentu terjadi baik secara tidak langsung atau secara langsung melalui informasi yang disampaikan. Namun hal ini biasa terjadi, sering terlupakan misalnya, dalam literatur bahwa pertimbangan manager seperti agent pemegang ekuitas. Sama benar dengan teori investasi. Arrow (1968) menyampaikan perhitungan kemungkinan tidak dapat diubah investasi, namun sejauh yang saya ketahuin tidak ada studi-studi tentang pengaruh-pengaruh investasi pada ekspektasi ketika sesuatu terjadi masa mendatang (seperti pemilihan umum) akan menyelesaikan beberapa ketidakpastian. Berdasarkan fakta, tidak berasalan bahwa investor dapat selalu membuat keputusan-keputusan investasi secara myopic sejak meraka harus melihat kemungkinan secara baik kejadian-kejadian mendatang untuk memberikan kepercayaan bahwa kemungkinan yang mendatangkan biaya-biaya kesalahan investasi. Kemungkinan ini menjadi pertimbangan terbuka meningkatkan penguasaan makro-ekonomi secara cukup jelas.

6. Liquidity and welfare
Proposisi bahwa kuantitas memegang uang tanpa bunga yang dilakukan oleh agent-agent terlalu kecil (Friedman, 1967). Proposisi itu sendiri tidak berarti dapat menjamin. Berkaitan dengan dua kesalahan terakhir. Pertama, ekonomi dengan uang dan biaya transaksi bukan ekonomi tradisional dalam ilmu ekonomi kesejahteraan ketika digunakan untuk menarik proposisi. Kedua, proposisi yang dikemukakan tidak memperhitungkan kendala intrinsik pada alokasi ketika meningkat dari “missing markets”. Selanjutnya, ketika diperbaiki teorema dapat dinyatakan bahwa “optimum quantity of money” (seperti Grandmont, 1983), lihat juga Woodford, hal itu berkaitan dengan ekonomi yang sangat spesial. Sebagaimana kita perdebatkan, isu-isu teoritis utama pada likuiditas berhubungan dengan kurang kemungkinan jaminan berkaitan dengan biaya transaksi dan informasi.
Dalam kasus apapun, analisis kita terlebih dahulu disarankan oleh teori-teori masa kini pada kuantitas optimum uang terlalu berlebihan (over estimate) pada biaya kesempatan memegang uang. Yaitu, mereka tidak dapat mengambil perhitungan berdasarkan likuiditas uang premium terjadi jika tidak ada biaya-biaya “shoe-leather”. Bahwa premium, adalah berhubungan dengan kemungkinan ketika aset dibeli pada suatu waktu dan suatu negara adlah penjualan secara optimal pada waktu mendatang dan suatu negara, sehingga mendatangkan biaya penjualan. Secara tepat, misalnya, berarti diharapkan seketika tingkat return aset bukan uang adalah tidak sebagai biaya memegang uang.
Dalam literatur, biaya transaksi umumnya dimodelkan melalui “money in advance constraint (Clower, 1967; Lucas dan Stokey, 1987; dan Grandmont dan Younes, 1973. Sepanjang kendala memiliki harga bayangan positif (positive shadow price), hal itu diperdebatkan, Pareto improvement adalah kemungkinan ketika menurunnya biaya untuk masyarakat ketika harga bayangan menuju nol. Meskipun, ketika perhitungan untuk mengambil aset lain, biaya-biaya mengerakan antara aset-aset dan motibasi untuk likuiditas ketika timbul dari kemungkinan pembelajaran, hal tersebut tidak lama sehingga mudah dilakukan dan pada pertanyaan sekarang dengan demikian tidak dalam jalur yang dipelajari.
Sesunggunya, likuiditas dan fleksibilitas menjadi masalah sukar untuk analisis kesejahteraan, terutama mengenai konseptualnya. Untuk mengambil satu contoh: mempertimbangkan inovasi keuangan, beranka dalam bentuk firm baru. Ketika seluruh perkiraan yang sesuai return membuat agent individual harus tetap mempertimbangkan terdapat kejadian pribadi yang dapat mempengaruhi kesukaan pada beberapa bentuk aset lainnya. Yaitu, tradabilitas pada investasi menjadi signifikan. Jika pasar diekspektasi thin (kurus), biaya-biaya tradabilitas mungkin tinggi. Inovasi mungkin tidak pernah dibiayai. Namun, hal itu menjadi jelas ketika hasil adalah secara tiak jelas dikaitkan untuk kriteria sosial apapun pada hal yang diinginakan untuk inovasi. Agent individual memberikan perhatian terhadap biaya-biaya yang dimasukan dalam transfer kepemilikan, sehinga demikian tidak ada self-evidently pada kondisi sosial. Berdasarkan fakta, hal itu akan dilihat ketika dengan cara aoa agent dapat menjamin biaya-biaya terlaksana “at the beginning”, seperti pada garis konstruksi perhitungan tidak likuiditas T, mesti menjadi Pareto improving.
Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan ini memburutuhkan perhatian teoritikal secara serius. Mereka mengaitkan dengan ilmu ekonomi kesejahteraan pada pasar-pasar yang gagal ketika pada pasar-pasar adalah endogenous, dan ketika, pada pendeketan pertama, biaya-biaya transaksi digunakan untuk mencari dalam thin markets. Beberapa butir sangat jelas diperoleh secara signifikan. Misalnya, biaya-biaya transaksi pada pasar-pasar berbeda mungkin dikaitkan. Selanjutnya, pasar untuk beberapa aset mungkin menjadi thin (dan memiliki biaya transaksi tinggi),sehingga mahal untuk dalam perdagangan, jika beberapa aset komplementer pun baik diperdagangkan. (Grossman dan Hart, 1979). Namun ini juga lebih muhda melihat pertanyaan-pertanyaan. Misalnya, apa dampak kesejahreraan pada pajak transaksi seperti biaya registrasi dan cukai? Salah satu diharapkan agen untuk memilih aset portofolio untuk kemungkian menginginkan penjualan lebih rendah dibanding sebelum pajak, Namun apakah ini dapat ditunjukan dengan Pareto lebih baik atau lebih buruk.

7. Concluding Remarks
Pertama, perhatian pada ide bahwa agent-agent mungkin memiliki “preference of flexibility” (Koopmans, 1964; Kreps, 1979). Kresp mengikuti pikiran Koopmans, dugaan tidka dapat dibantah dan karakteristik mewakili preferensi. Secara esensial, ide ini adalah sebagian pemesanan melebih kesempatan. Jones dan Ostroy, prosesinya berasal dari perbedaan perspektif, dapat dilihat memiliki pengunaan ide yang sama dalam karakteristik fleksibilitas pada portofolio. Hal itu semua tidak seluruhnya jelas disampaikan apakah teori baru preferensi untuk fleksibilitas dibutuhkan sejak awal, kita melihat, pendekatan sungguh tradisional menyatakan sebuah preferensi. Yaitu, agent-agent dapat mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian dan untuk mengetahui bahwa mereka akan belajar dan bagai mereka akan belajar. Kemungkinan ini dapat mempertanyakan persetujuan baik secara spesial, jika preferensi tidka pasti (seperti muncul sebuah argumen dalam fungsi utilitas). Sebuah preferensi fleksibilitas mungkin menjadi penting jika berdasarkan tradisi aparat Savage dan Bayesian tidak cukup deskriptif dan/atau karena masalah-masalah saat kejadian ketika awalnya dianggap probabilitas nol. Sesungguhnya, ide bahwa agent-agent snagat mengetehaui bahwa kemungkinan kejaian ini, maka mereka tidak memiliki salah satunya dijelaskan atau menarik pikiran, dan hal itu dengan demikian bahwa preferensi untuk fleksibilitas mungkin sangat berguna. Namun hal ini lebih mendasar, bahwa likuiditas tidka cocok dilakukan dengan tindakan spekulasi tersebut.
Hal kedua, tentun saja, implikasi-implikasi makro ekonomi menjadi pertimbangan likuiditas. Hal ini menjadi jelas bahwa banyak akan tergantung pada model ekonomi yang mereka sampaikan. Misalnya, jika meningkat dalam variabilitas kepercayaah mempengaruhi tinggnya permintaan uang dan berkaitan dengan tindakan subtitusi uan pada biaya aset-aset produktif, dan jika harga tidak “perfectly flexible,” akan membawa konsekuensi “real” makro ekonomi. Secara jelasnya, satu dapat dibangun dari sejarah Klassikal dan Keynesian. Kesimpulan kebijakan tentunya akan berbeda. Misalnya, dalam satu kasus Keynesian mungkin kesimpulan bahwa permintan lebih tinggi untuk likuiditas dapat diakomodasikan melalui elastis penawaran uang dan subtitusi uang. Namun, kasus Keynesian juga berangkat dari postulat bahwa seluruh ekspektasi yaitu ekspektasi harga.
Hal ini juga menyederhanakan apa yang terjadi. Dugaan yang umum bahwa individual rasional layaknya kehidupan tak terbatas akan menjadi neutalitas bekerjanya pasar terbuka (Barro, 1974). Kesimpulan ini didasarkan pada perhitungan secara benar dampak kesejahteraan real adalah nol. Namun, perubahan-perubahan dalam obligasi pajak dikaitakan dengan akan berarti terjadi perubahan-perubahan dalam frekuensi dan jumlah transaksi-transaksi dibutukan untuk pembayaran pajak. Hal itu akan tergantung pada sifat alamiah pada biaya-biaya transaksi dan cara dalam pajak-pajak dikumpuiulkan apakah proposisi neutralitas tetap valid.
Hal itu berlaku sejauh teori makro-ekonomi tidak menjadi masalah serius dengan fenomena prefrensi likuiditas dalam arti yang sangat luas. Berdasarkan fakta, hal itu tidak diikuti dengan biaya-biaya transaksi dan ketidakpastian terjadi pada aset-aset, khususnya aset-aset riel, dibanding dengan uang. Hal ini juga akan diilustrasikan melalui popularitas pada “representative” agent. Maksud abstraksi ini dari transaksi-transaksi yaitu hasil heterogenitas agent-agent. Banyak proposisi pada makro ekonomi secara serius pada resiko dari kelalaian ini. Namun, saya tidak ada kemampuan ataupun ruang untuk membuat usaha terobati.