Thursday, October 18, 2007

Money, Inflation and Growth

Review Handbook of Monetary Economics

MONEY, INFLATION AND GROWTH

0. Introduction
Beberapa pengaruh perubahan tingkat pertumbuhan stok uang nominal terhadap akumulasi kapital dan output? Pengaruh permanen, pengaruh pada steady state, atau hanya bersifat transitory selama transisi menuju steady state (riel).
Pernyataan superneutrality uang berkaitan dengan pengaruh pertumbuhan uang pada berbagai variabel riel dalam perekonomian, dan melihat pengaruh pertumbuhan uang pada kapital, output dan kesejahteraan.

0.1 Prior belief of inflation
Apakah inflasi “baik” atau “buruk” Terdapat tiga kemungkinan latar belakang alasannya:
(a) inflasi tidak memiliki pengaruh pada variabel riel.
(b) Pengaruh pergeseran portofolio Tobin’s: Tidak ada minat menjadikan uang sebagai aset, membujuk masyarakat untuk lebih sedikit menabung dan mengarahkan pada bentuk lebih produktif.
(c) Inflasi adalah periode buruk. Apapun fungsi uang, uang menjadi sukar untuk memuaskan dengan adanya inflasi, terutama inflasi cepat.

0.2 Related questions
Untuk memperluas pemahaman pengaruh pertumbuhan uang pada beberapa variabel riel, apakah tingkat pertumbuhan uang optimal dapat memaksimumkan kesejahteraan? apakah inflasi adalah positif atau negatif berkaitan dengan output dalam jangka panjang?
Literatur utama tentang uang dan pertumbuhan dikonsentrasikan pada pertanyaan apakah uang adalah neutral pada saat steady state, selain itu juga penting dikaitkan dengan pertanyaan lain.



0.3 Evidence
Peristiwa moneter memiliki pengaruh dalam jangka pendek (short run). Kurva Philip secara akurat memperlihatkan hubungan antara output dan inflasi dalam jangka pendek dengan model VAR digunakan menjelaskan secara empiris hubungan dalam jangka pendek. Berdasarkan pengalaman selama ini, dalam jangka panjang (long run) sangat sulit ditemukan hubungannya.
Dengan data runtun waktu yang panjang (long time series) di Amerika Serikat, Geweke (1986) menemukan superneutrality uang terhadap output. Jun (1988) membatasi dengan data setelah perang Amerika Serikat, menemukan hubungan negatif yang kuat antara uang dan pertumbuhan output. Fisher (1983), melakukan regresi data runtun waktu (time series) dan silang tempat (cross section) untuk 53 negara, menemukan hubungan negatif antara inflasi dan pertumbuhan. Secara implist Hasil Jun dan Fisher bahwa pertumbuhan uang bersifat exogenous dalam jangka panjang.
Berdasarkan riset Fisher untuk jangka panjang, menyatakan neutrality uang dalam jangka panjang. Secara empiris di Amerika Serikat bahwa hipotesis Fisher relation, terjadi dalam jangka panjang tidak dapat ditolak.

0.4 The role of money in the real economy
Untuk membuat lebih mengerti mengunakan teori untuk menjelaskan pengaruh perubahan level/tingkat pertumbuhan uang pada variabel riel, yang harus dijelaskan pertama kali tentang keberadaan uang dalam perekonomian. Mengapa masyarakat rela untuk memegang uang dan apakah fungsi uang?
a) Uang adalah aset dan dapat digunakan sebagai penyimpan kekayaan. Uang dipegang sebagai bagian dari portofolio individu, karena memiliki tingkat karakteristik return.
b) Uang adalah aset yang memberikan fasilitas transfer inter-generasi.
c) Uang adalah untuk kebutuhan transaksi. Uang harus dipegang untuk beberapa periode waktu untuk pembayaran.
d) Uang memudahkan transaksi. Uang dapat disubtitusikan untuk leisure atau output riel untuk menyediakan “transactions technology”.
e) Uang adalah satu faktor produksi untuk mendapatkan tenaga kerja (labor) dan modal (capital). Uang adalah suatu persediaan.
f) Uang adalah suatu utilitas; masyarakat mendapatkan utilitas dari uang yang dipegang, dengan cara yang sama masyarakat menurunkan utilitas dengan konsumsi barang-barang riel.

0.5 Origins of the money and growth literature
Mekanisme dasar menghubungkan uang dan pertumbuhan adalah melalui pengaruh-pengaruh uang pada tingkat suku bunga riel dan akumulasi modal (capital).
Metzler (1951) menunjukkan bank sentral dapat mempengaruhi tingkat suku bunga riel melalui operasi pasar uang: melalui pembelian sekuritas, bank sentral dapat mengurangi nilai kekayaan pribadi riel, sehingga meningkatkan keinginan untuk menabung, dan mempertahankan ekuilibrium baru secara permanen pada tingkat suku bunga lebih rendah, dan tingkat akumulasi kapital lebih tinggi.
Metzler menjelaskan mengapa tingkat suku bunga riel adalah variabel moneter, dengan menawarkan model dimana uang dapat mempengaruhi output dalam jangka panjang. Namun, dampak moneter yang dikemukakan Metzler adalah sangat terbatas melalui sekuritas dan berakhir jika bank sentral melakukan operasi pasar terbuka. Padangan Metzler tidak sempurna karena tidak dapat menjelaskan pengaruh-pengaruh inflasi pada tingkat suku bunga (dan tidak dapat membedakan antara tingkat riel dan nominal). Secara teoritik, konsep-konsep pertumbuhan diabaikan: “tingkat akumulasi kapital lebih tinggi berarti investasi riel sekarang lebih tinggi, bukan tingkat pertumbuhan berkelanjutan lebih tinggi”.
Mundel (1963) mengusulkan untuk mengaitkan inflasi anticipated dan tingkat suku bunga riel. Argumentasinya berdasarkan pengaruh tingkat inflasi yang unanticipated meningkat secara permanen menyebabkan berkurang pada kekayaan riel secara individual.

1. The Tobin Effect
Tobin’s(1965) memaparkan mekanisme portofolio dikaitkan dengan pertumbuhan uang dan formasi kapital. Model Tobin’s didasarkan pada model pertumbuhan neo klasik satu sektor dari Solow (1965) dan Swan (1965). Output diproduksi dengan fungsi produksi homogenous linear sehingga output per kapita bersih riel, y, adalah:
Dalam model non-monetary, kapital (k) adalah hanya dalam bentuk kekayaan. Dalam model pertumbuhan moneter sangat sederhana keseimbangan uang per kapita riel, m, digunakan sebagai bentuk alternatif kekayaan. Kekayaan riel tetap dalam bentuk aset keuangan, a, adalah:
Intuisi dasar Tobin;s menjadi isue utama dapat menjadi urutan sederhana. Pada tingkat kekayaan riel tertentu, intensitas kapital dalam perekonomian tergantung pada komposisi kekayaan diantara kapital dan uang. Jika return dari memegang uang sebagai aset keuangan berkurang, komposisi relatif aset terhadap kapital akan bergeser, sehingga meningkatkan output. Biaya oportunitas memegang uang terhadap kapital adalah: , tingkat return riel pada kapital ditambah inflasi, sebagai tingkat depresiasi nilai riel memegang uang. Selanjutnya, meningkatnya tingkat inflasi menyebabkan bank sentral dapat mengeser komposisi keuangan yang dipegang menjadi kapital.

1.1 The neoclassical model
Mengikuti model pertumbuhan non-monetary awal, Tobin mengasumsikan tabungan pribadi riel memiliki proporsi tetap terhadap pendapatan disposabel riel. Pendapatan disposable didefinsikan sebagai output riel ditambah peningkatan dalam neraca kas riel. Investasi riel adalah bagian dari tabungan riel yang tidak dimasukan dalam neraca kas riel. Dalam formulasi awal Tobin menunjukkan level tertinggi kapital steady state tercapai ketika neraca uang aktual menuju nol.
Levhari dan Patinkin menyarankan uang diperlakukan sebagai barang konsumsi atau barang produksi, dan menujukkan tiap kasus, dimana pengaruh Tobin tetap ambiguitas. Mereka menunjukkan perilaku optimisasi firm dan konsumen, namun tanpa memberikan penjelasan secara detail mengenai keputusan-keputusan tersebut.

1.2 On Stability and uniqueness
Tujuan utama tulisan ini menjelaskan pengaruh-pengaruh inflasi anticipated terhadap akumulasi kapital pada kondisi perekonomian stationary state. Secara sederhana, perubahan dalam inflasi tidak akan menggerakan perekonomian menuju new stationary state, bahkan dalam jangka panjang.
Nagatani (1970) mengacu pada model Tobin’s menunjukkan saddlepoint pada kondisi instabilitas dengan asumsi perfect myopic foresight. Terlihat bahwa terdapat celah yang fatal pada model, karena model secara implisit menujukkan bahwa perekonomian menuju kondisi perturbation dari steady state—karena meningkat dalam tingkat pertumbuhan uang, sebagai contoh—tidak akan dicapai new steady state jika mengikuti dinamic path dari ekuilibrium lama.
Debat antara uang aktif melawan uang pasif (Olivera, 1971; Black; 1972) menunjukkan bahwa stabilitas global dapat dicapai jika uang diasumsikan pasif.
Sargent dan Wallace (1973) menyajikan cara pendekatan alternatif untuk isue stabilitas. Mereka menunjukkan bahwa asumsi perfect foresight model dapat mencapai stabilitas saddlepoint jika mengikuti unique path menuju steady state. Dalam model unique steady state, perturbation dari steady state dapat mengikuti path “jump” menuju new steady state. Perbedaan dengan interpretasi awal bahwa perfect foresight diasumsikan menuju stabilitas global dan tidak myopic. Secara atraktif, interpretasi Sargent dan Wallace menghasilkan keunikan equlibrium path. Black (1974), Brock (1974) dan Calvo (1979) menunjukkan bahwa steady state dapat memiliki berbagai perfect foresight path dalam beberapa model.


1.3 The Keynes-Wicksell model
Alternaltif model moneter neoklasik dikembangkan Rose (1966) dan Stein (1966). Model ini diinspirasi dari Hahn (1960, 1961), mereka berusaha untuk merekonsiliasi ketidakseimbangan jangka pendek dinamis pada perekonomian dengan pertumbuhan jangka panjang. Dalam tradisi Keynes, diasumsikan perekonomian tidak equilibrium; model mengakomodasi variabel employment dan utilisasi kapital. Dua karakteristik kunci yang membedakan model ini dari model neoklasik adalah:
(a) Fungsi investasi dan tabungan bersifat independen—dimana pada model neoklasik market-clearing, investasi sama dengan tabungan yang direncanakan.
(b) Terjadi perubahan harga jika dan hanya jika pasar tidak ekuilibrium--dimana pada model neoklasik pasar selalu dalam keseimbangan tanpa memperhatikan level inflasi.
Stein (1971) membangun model moneter neoklasik, dimana pengaruh tabungan atau rencana tabungan tergantung pada steady state yang dicapai.

2. Money in the utility and production function
Secara ekplisit, model pertumbuhan moneter dengan kerangka optimisasi dilakukan Sidrauski (1967a). Formulasinya didasarkan pada model Ramsey’s Klasik (1928) mengenai perilaku tabungan optimal dan penyelesaian dengan model non-optimisasi. Maksimisasi utilitas pertumbuhan keluarga dengan anggota keluarganya infinitely-lived diselesaikan dengan maksimisasi intertemporal. Uang diasumikan untuk konsumsi, utilitas berasal dari jasa dari memegang uang riel. Fungsi utilitas maksimisasinya adalah:
Secara sederhana hasil Sidrauski dalam model pertumbuhan moneter optimisasi, menyatakan tingkat suku bunga riel independen terhadap inflasi dan tingkat pertumbuhan uang. Dalam model ini adalah pemetaan secara unik dari produk marginal kapital terhadap level intensitas kapital, dan kapital juga independen terhadap inflasi. Sehingga, uang adalah superneutral dan Tobin effect menjadi tidak sahih (batal).
Beberapa cara untuk mengidentifikasi perbedaan antara hasil Sidrauski dan Tobin, dengan membandingkan argumentasi dalam keputusan portofolio dan perilaku tabungan. Dalam model Sidrauski, keputusan portofolio dan perilaku tabungan terjadi secara simultan dari kondisi-kondisi kebutuhan untuk menyelesaikan masalah.



3. The Tobin effect and the Fisher relation
3.1 The two-period OLG model with money
Secara tipikal model-model finite life mengikuti bentuk lifecycle konsumsi dan tabungan. Kekayaan diakumulasi dalam bentuk kapital dan uang ketika muda, untuk konsumsi ketika pensiun. Dalam model sangat sederhana, menurut Samuelson (1958), individu hidup hanya dua periode. Dalam model Samuelson’s pure consumption-loans, uang diasumsikan tidak digunakan untuk menyediakan jasa apapun untuk produksi atau fungsi ulitas, dan uang dipegang hanya sebagai alat untuk perdagangan intergenerasi. Dengan model Sidrauski, uang dapat dimasukan ke dalam fungsi utilitas secara langsung. Dalam model Drazen’s, uang menyediakan utilitas untuk dua periode hidup, dan selanjutnya uang dipegang saat muda dan tua.
Secara umum, model two-periode life OLG untuk menunjukkan justifikasi formal Tobin effect dalam optimisasi secara eksplisit. Kerangka optimisasi tersebut tidak dapat memuaskan, karena Tobin effect ada hanya karena redistribusi seignorage dari satu kelompok individu kepada kelompok individu lainnya, sehingga pengaruh tersebut tidak penting dilihat relevansinya. Asumsi yang masuk akal uang dipegang selama dua periode hidup, namun sepertinya uang hanya dipegang pada periode pertama. Debat apapun terhadap model yang cocok tidak dapat menerangkan secara keseluruhan fenomena moneter.

3.2 Family disconnectedness with infinite horizons
Model ini memiliki banyak persamaan dengan model Sidrauski, dan Model ini didasarkan pada Blancard (1985) yang diformulasikan Yaari’s (1965) menjadi infinite horizon-uncertain lifetime model.
Dalam model ini, lahirnya generasi baru pada kehidupan individu/keluarga tak terbatas tidak berhubungan dengan generasi sebelumnya. Model ini mengasumikan tidak ada pertumbuhan keluarga, sehingga mirip model Sidrauski. Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan kelahiran keluarga baru. Perbedaan keluarga dalam waktu kelahiran, yang membedakan dari generasi muda dalam model OLG. Masalah maksimisasi keluarga sama persis seperti dalam model Sidrauski, dan tingkat suku bunga dan upah diasumsikan ditentukan dalam pasar kompetitif seperti dalam model Sidrauski dan OLG.
Ketika pertumbuhan penduduk adalah nol, model ini identik dengan model Sidrauski tanpa pertumbuhan penduduk. Ketika pertumbuhan penduduk positif seperti asumsi model Sidrauski terjadi pertumbuhan keluarga (jumlah tetap), dimana model mengasumsikan terjadi pertumbuhan karena munculnya keluarga baru (besarny tetap).---diasumsikan bahwa tidak ada pertumbuhan intra-keluarga.

4. Cash in advance and transaction demand
Model ini menjadi satu dari dua kunci kritikan terhadap model Tobin yang awal—bahwa perilaku individu harus konsisten dengan masalah optimisasi yang dihadapi oleh individu—gagal memberikan penjelasan mengapa uang dipegang.

4.1 A “shopping costs” model
Jasa uang tidak muncul secara langsung dalam produksi atau fungsi utilitas—diasumsikan kehadiran uang untuk memfasilitasi transaksi ketika kebutuhan untuk pengiriman dan/atau konsumsi output.
Fungsi memegang uang riel, v(m), merupakan bagian sumberdaya riel yang dibutuhkan untuk memfasilitasi transaksi-transaksi. Memegang uang riel memberikan “shopping services” pengertian lebih banyak uang dipegang lebih banyak sumberdaya riel terlepas tugas transaksi, sehingga . Secara eksplisit mmemberikan pengertian menurunnya return yang diperoleh dari memegang uang. Setiap tambahan unit uang dipegang menghilangkan sumberdaya dari uang lebih kecil dibanding dengan unit uang sebelumnya, .

4.2 Cash in advance for consumption and investment purchases
Secara sederhana dalam model cash-in-advance (CIA), peranan uang sebagai fasilitator transaksi tidak ada, kecuali kalau uang dipegang untuk kebutuhan transaksi beberapa waktu kemudian. Secara metodologi dalam model ini, uang hanya akan dipegang untuk interval waktu infinitesimal dan tidak signifikan secara ekonomi. Solusi sederhana untuk model ini diasumsikan bahwa uang harus dipegang untuk periode waktu tetap, sebelum tranksasi terjadi.

4.3 A digression to inside money
Hingga saat ini, secara keseluruhan model menjelaskan bahwa uang diasumsikan sebagai outside form. Padahal dalam realitas, sebagian besar penawaran uang (money supply) adalah inside form. Outside money adalah bagian kekayaan bersih pada sektor privat, sedangkan inside money tidak demikian.
Pada inside money, pinjaman digunakan untuk pembelian barang-barang modal. Tidak seperti outside money, inside money bukan alternatif untuk memegang kapital. Implikasinya, inside money dapat menjadi komplementer kapital. Meningkatnya inside money menyatakan meningkatnya tuntutan untuk memegang kapital.
Perbedaan penting inside money dan outside money dikenalkan dalam literatur pertumbuhan oleh Johnson (1969) dan Marty (1969). Sedangkan, Gale (1983) mengunakan model asumsi alternatif bahwa seluruh uang adalah inside variety. Konsumen memegang uang (non-interest bearing bank deposit) dan investor rela melakukan investasi (bahkan dengan profit zero pada kondisi ekuilibrium). Inflasi menurunkan permintaan untuk neraca uang riel. Secara implisit ini, mengurangi inside money, sehingga menurunkan penawaran dana yang tersedia untuk investasi.

4.4 The Tobin effect in a CIA model without capital
Masalah secara metodologi dengan model CIA rigid bahwa uang tunai dipegang untuk interval waktu tetap sebelum transaksi terjadi. Asumsi ini sangat jauh dari bentuk dasar neraca tunai ekonomi, yaitu mengurangi waktu rata-rata uang dipegang—meningkatkan velositas dari uang.
Romer (1986) mengembangkan model ini dengan memasukan periode money-holding adalah suatu keputusan bersifat endogenous. Model ini didasarkan pada model permintaan uang dari Baumol-Tobin. Individu berhadapan dengan biaya tetap riel, sehingga menarik uang tunai dari bank dan membayar pembelian konsumsi dengan uang tunai.

5. Conclung remarks
Apakah tingkat pertumbuhan moneter memiliki pengaruh jangka panjang pada tingkat suku bunga riel, capital-intensity, output dan kesejahteraan? Jika pertumbuhan uang berpengaruh pada output riel untuk satu dasarwarsa, namun terbatas pada steady state.
Kesulitan paling mendasar belum jelas cara memasukan uang dalam model ekonomi riel, karena model-model ekonomi moneter tidak diwacanakan secara serius mempelajari uang dan pertumbuhan. Bagaimana mungkin situasi ini diatasi?
Pertama, sejauh ini literatur hanya difokuskan mempelajari peranan uang dalam transaksi, sehingga motif memegang uang untuk berjaga-jaga diabaikan. Pengaruh-pengaruh uncertainty tidak dipelajari. Sebagai contoh, inflasi membuat return kapital riel menjadi lebih uncertainty membuat keputusan agent risk-averse memperbanyak tabungan.
Kedua, secara umum literatur tentang uang dan pertumbuhan mengabaikan isue-isue yang patut mendapatkan perhatian serius seperti hyperinflasi. Sebagai contoh, inflasi mengurangi efisiensi tranksasi teknologi, menyebabkan produktivitas bersih kapital riel dan permintaan kapital lebih rendah.
Ketiga, adanya kesejangan pada seluruh teori pertumbuhan, tidak hanya sekedar uang dan pertumbuhan. Makroekonomi jangka pendek dan teori pertumbuhan jangka panjang tidak pernah dapat diintegrasikan. Pada saat ini, kecenderungan untuk memperlakukan jangka pendek (short run) hanya sebagai perluasan ke belakang dari jangka panjang (long run). Kebangkitan kembali model “Keynesian” yang berlandaskan mikroekonomi untuk mempelajari jangka pendek dinamis menawarkan kesempatan untuk mengintegrasikan permintaan dan penawaran berlandaskan pendekatan dinamis. Hasilnya akan menjadi “penerang” untuk mengungkapkan peranan fenomena moneter jangka panjang.