Friday, October 19, 2007

the transactions role of money

Review Handbook of Monetary Economics


THE TRANSACTIONS ROLE OF MONEY

1. Introduction
Secara umum tiga peranan uang adalah sebagai satuan hitung (unit of account), alat penyimpan nilai (store of value) dan alat pertukaran (medium of exchange). Peranan akhirnya menjadi fasilitator transaksi, atau secara esensial memperlancar mekanisme pertukaran, sehingga uang menjadi perhatian pertama.
Pengamatan secara umum memperkuat kesimpulan bahwa diantara tiga peranan uang, secara hirarki transaksi menempati tempat teratas. Namun, perhatian yang diberikan dalam teori moneter, memperlihatkan bahwa peranan transaksi justru menempati posisi kedua dibandingkan sebagai penyimpan nilai.

1.1 The Walras-Hicks-Patinkin Tradition: Integrating money into value theory

Walras (1900) tidak hanya memberikan sistem perhitungan pertama tentang teori keseimbangan umum (general equilibrium theory), juga secara berusaha memasukan uang dalam teori keseimbangan umum tersebut.
Walras membuat perbedaan antara stock of money, tanpa utilitas dari pemiliknya, dan service of availability of the stock, dengan memansukan fungsi utilitas rumahtangga dan fungsi produksi firm. Selanjutnya, uang ditempatkan hampir sama dengan barang lainnya dan permintaan uang dapat diturunkan dari hipotesis utilitas-maksimum.
Hicks (1935) mengadopsi ajaran-ajaran Walras, dengan melihat logika pendekatan Walras. Menurut Hicks, analisis utilitas marginal tidak dapat dibandingkan dengan general theory of choice, sehingga memegang uang dapat dianggap sebagai variabel choice, jelas kesimpulan secara metodelogi bahwa teori moneter dapat disejajar dalam versi teori nilai (value theory).
Risalah Patinkin’s (1965) menjadi puncak tradisi tentang teori nilai. Pernyataan komprehensif dengan banyak ide-ide kunci dalam teori moneter modern dan makroekonomi secara perlahan dikembangkan sejalan secara teoritis dengan nilai.
Tujuan integrasi moneter dan teori nilai dipahami akan tercapai melalui integrasi teori moneter kedalam struktur teori nilai.

1.2 Critique of the tradition
Secara jelas dan komprehensif presentasi Patinkin’s membantu perhitungan kesimbangan umum standar teori moneter.
Hahn (1965) menyampaikan masalah mendasar: apakah dengan model ekonomi moneter dicapai keseimbangan (ekulibrium)? Apakah dengan semua hal tersebut, moneter dapat menjamin ekulibria ekonomi dibanding dengan barter, seperti harga uang adalah nol?
Dengan adanya permintaan uang individual meningkat dari keseimbangan uang riel dalam fungsi utilitas, apakah yang terjadi ketika keseimbangan uang riel secara individual adalah nol? Keseimbangan uang riel mungkin nol dengan dua pertimbangan sangat berbeda. Pertama, harga komoditas dalam bentuk uang mungkin positif, namun secara individual nominal seimbang dengan nol. Kedua, secara individual nominal seimbang mungkin positif, namun harga komoditas dalam bentuk uang mungkin menjadi tidak terbatas.
Clower (1967) memfokuskan secara langsung pada deskripsi kendala anggaran rumahtangga. Dalam ekonomi uang, “money buy goods, goods buy money, but goods do not buy goods”. Keputusan akhir tentang barang-barang tidak secara langsung membeli barang-barang ada tidak implisit melalui standar keseimbangan umum kendala anggaran yang digunakan Patinkin. Kendala ini secara sederhana memperhitungkan identitas bahwa nilai total dari seluruh pembelian harus sama dengan total nilai seluruh yang dijual.

2. The modern general equilibrium transactions costs approach
Pada waktu yang sama Patinkin’s money, interest and prices memberikan kemajuan dalam mengembangkan teori keseimbangan umum. Bagian penting yang dimaksudkan disini adalah usaha-usaha dengan memasukan time-date dan event-contigent commodities. Kerja ini dikaitkan dengan nama Arrow dan Debreu, puncaknya dalam publikasi Debreu’s Theory of Value (1959). Dalam bagian ini dilaporkan sebagai usaha untuk memahami peranan transaksi uang melalui model secara langsung sebagai inspirasi dari kontribusi-kontribusi post-Walrasian.
Perbedaan biaya transaksi pada spot dan pasar masa mendatang (berdasarkan fakta, biaya lebih tinggi pada masa mendatang) secara implisit bahwa pasar mungkin terbuka kembali sepanjang waktu dan agent akan berhadapan dengan kendala anggara pada setiap waktu.
Biaya-biaya transaksi bukan sumber inefisiensi. Bagian aktivitas ekonomi adalah realokasi barang-barang dan sumberdaya. Jika proses realokasi adalah aktivitas mengunakan sumberdaya untuk digunakan meningkatkan produktif.
Biaya-biaya transaksi seperti harga, diperhitungan secara benar sebagai nilai diskonto saat sekarang. Oleh karena itu, satu alasan bahwa biaya-biaya transaksi mungkin lebih tinggi pada pasar mendatang dibanding pada pasar spot dengan mendatangkan biaya secara aktual.
Nilai didiskonto sekarang pada biaya transaksi untuk transaksi spot direncanakan sekarang untuk dilaksanakan pada masa mendatang akan kecil. Perbedaan, biaya transaksi pada transaksi masa mendatang dilaksakana saat ini, namun dengan jarak waktu yang sama secara subtansial.


2.1 Pareto inefficient equilibrium in a non-monetary economy: an example
Biaya-biaya transaksi antara pembelian dan penjualan harga bayangan:
,
Dimana adalah harga pasar pada waktu t untuk barang didatangkan pada .
Perbedaan dalam MRSS berhadapan dengan A dan B adalah indikatif, namun bukan kesimpulan alokasi inefisiensi. Jika biaya transaksi berhadap dengan A dan B dalam perdagangan membutuhkan peningkatan alokasi. Namun, transaksi teknologi tertentu tidak dapat menghindarkan biaya-biaya.
Adanya alokasi yang mengunakan pasar-pasar masa mendatang memerlukan inefisiensi. Hanya rangkaian kendala anggaran menyebabkan penggunana pasar-pasar mendatang dan merepresentasikan sumber inefisiensi Pareto. Alokasi efisiensti dalam contoh dengan karakteristik melalui hanya perdagangan spot dan .

2.2 Intertemporal transactions cost model: sequence economy
Pertukaran murni formal dalam rangkaian ekonomi dengan biaya-biaya transaksi (Hahn, 1973; Kurz,1974a,b; Heller dan Starr, 1976). Pertama versi non-monetary dipresentasikan, kemudian akan diperluas dengan memasukan uang.
Empat hasil terpenting yaitu:
i. Dibawah kondisi yang cocok meliputi, continuity, convexity dan non-emptiness pada fungsi permintaan, terdapat harga market-clearing dan alokasi ekuilibrium dalam ekonomi non-monetary.
ii. Berlawanan dengan teorema dasar pertama welfare economics, dalam model dengan biaya transaksi alokasi dengan kaitakan dengan keseimbangan umum (i) tidak secara umum Pareto efisien. Hasil ini mengaplikasikan rangkaian waktu pada budget constraint berlawan dengan budget constrain sepanjang waktu pada model Arrow-Debreu.
iii. Dalam ekonomi moneter tambaha asumsi non-triviality pada ekuilibrium moneter (menentukan terbatas tingkat harga moneter).
iv. Alokasi ekuilibrium moneter non-triviality pada bagian (iii) adalah tidak cukup mencapai Pareto efisiensi. Alokasi akan Pareto efisien jika pasar kapital sempurna. Yaitu, alokasi Pareto efisien jika biaya transaksi uang nol dan salah satu memegang uang non-negatif kondisinya kendala tidak binding atau biaya transaksi (uang mendatang) juga nol.
· Jika rangkaian model ekonomi yang dianalogikan secara penuh dengan model Arrow-Debreu, maka dapat ditunjukkan bahwa alokasi menghasikan ekuilibrium yang Pareto efisiensi. Namun, Analogi tidak lengkap dan hasil gagal.
· Alokasi ekuilibrium dalam model mungkin Pareto efisiensi. Uang dan ekuilibrium moneter dibutuhkan untuk mengatasi inefisiensi yang timbul dari rangkaian struktur budget constraint (4).


2.3 A monetery economy
Permintaan terhadap barang-barang dalam rangkaian model ekonomi: barang-barang yang diinginkan sebagai tujuan konsumsi dan membawa nilai antara kesempatan perdagangan. Permintaan kedua mungkin bercampur dengan permintaan pertama.
Ditunjukkan kepercayaan dan uang fiat dengan transaksi tidak berarti dan biaya penyimpanan dapat merubah alokasi ekuilibrium yaitu Pareto efisien. Pareto efisien penting dimana biaya oportunitas pribadi dan sosial memegang uang dalam persediaan menjadi tidak berarti. Sehingga biaya opportunitas memegang barang dalam persediaan secara umum berarti, disini efisiensi diperoleh melalui pengunaan kepercayaan (bank) atau uang fiat yang ditempatkan pada uang komoditi.

3.Logistics of decentralized barter exchange
Titik awal pada bagian ini adalah isue ketika Walras meluncurkan teori pertukaran multilateral. Masalah ini kemukakan melalui ide bahwa eliminasi uang “disadvantanges of barter”, dan usaha menyajikan modeling kekuarangan barter sebagai salah satu jalan memperkuat dan mengembangkan intuisi kita tentang peranan transaksi uang.

3.1 Dwelling on the disadvantage of barter
Jevons (1893) menfokuskan pada masalah koordinasi perdagangan diantara agent sebagai esensial rasional untuk mengunakan sebagai sebua medium pertukaran. Dia beragumentasi bahwa tanpa medium pertukaran, perdagangan memiliki keterbatasana untuk saling pertukaran barang-barang yang diinginkan, seperti perdagangan antara penjahit yang lapar dan tukar roti yang sakit.
Jevon menyebut situasi dimana supplier barang A adalah demander barang B, dan sebaliknya “double coincidence”. Harus lebih dahulu terjadi kebetulan ganda yang jarang terjadi pada keseimbangan harga pasar yang menjadi beban ketika setiap buyer berkeinginan menjadi seller.

3.2 A model of bilateral trade
Ringkasan model perdagangan bilateral sebagai berikut:
i. Kemungkinan tidak secara umum untuk mengimplementasikan rencana perdagangan keseimbangan umum satu putaran dalam desentralisasi tanpa uang, kredit bank, atau persediaan perdagangan besar (teorema 2).
ii. Kemungkinan implementasi tanpa uang atau kredit mengunakan prosedur perdagangan non-desentralisasi (teorema 1), bentuk desentralisasi membutuhkan lebih banyak dibanding satu putaran (teorema 5), atau dalam satu putaran pada perdagangan desentralisasi jika persedian perdagangan besar (teorema 6).
iii. Perdagangan moneter mengunakan uang atau instrumen kredit mengikuti implementasi desentralisasi pada alokasi dalam satu putaran. Dalam kasus model kredit bank beberapa perluasan perdagangan mungkin membutuhkan pengaturan dan pembayaran kembali kredit (teorema 3 dan 4).
Ringkasan butir (i) dan (ii) tidak dapat dilaksanakan pada barter. Butir (iii) dikatakan bahwa uang mengukuti kecepatan implementasi desentralisasi pada keseimbangan umum rencana perdagangan.

3.3 Discussion of proofs of theorems 1-6
Secara esensial bahwa implementasi alokasi pada keseimbangan umum melalui perdagangan bilateral adalah proposisi memperdaya, sesuatu secara signifikan dibuat lebih mudah melalui pengenalan medium pertukaran tunggal, dalam kuantitas besar, dimasukan secara asimetrsi ke dalam proses perdagangan. Terdapat masala trade-off antara waktu perdagangan, desentraliasi informasi, dan persediaan.
Tiga restriksi pada struktur perdagangan:
(1) The quid pro quo; pasangan budget constraints berlipatganda.
(2) non-negativity; pedagang dalam transaksi bilateral dapat membawa hanya barang miliki sendiri.
(3) informational decentralization; harus berpasangan informasi atau koordinasi untuk dapat mengimplementasikan perdagangan.

3.4 The spontaneous of media of exchange
isue dasar berkaitan dengan pertukaran dalam moneter terbagai dalam dua pertanyaan:
1. Apakah fungsi umum medium pertukaran?
2. Mengapa komoditi dapat menjadi media pertukaran?
· Untuk pertanyaan pertama, kita melihat bahwa kedua model perdagangan bilateral diatas dan dalam varian biaya-biaya transaksi pada model Arrow-Debreu multilateral pada sesi sebelumnya, fungsi umum medium pertukaran adalah untuk membuat identitas perhitungan kendala anggaran dalam rangkaian lingkungan perdagangan. Untuk pertanyaan kedua, hal tersebut biasanya untuk mengecek karakteristik seperti kemudahan (portability), dapat dibagi (divisibility), dan awet (durability).
3. Bagaiamana komoditi dapat digunakan sebagai media pertukaran?
· Jones (1976) menunjukkan pertanyaan ini dari padangan pertama yang ditekankan oleh Menger. Menger (1892) menyatkan bahwa uang tidak butuh campurtangan negara, namun dapat timbul secara spontan melalui perilaku pasar secara individual.

4. The consequences of budget enforcement for the allocation of resource
· Bentuk “dichotomy” yang digunakan dalam teori moneter untuk menunjukkan pembagian antara sektor riel dan sektor moneter perekonomian.
· Pembagian sektor riel dan sektor moneter mengacu pada adanya dikotomi yaitu ditentukan berdasarkan harga relatif dan harga nominal: harga relatif ditentukan dalam sektor riel ekonomi dan harga nominal ditentukan dalam sektor moneter.

5. The cash-in-advance constraint
· Pendekatan aktual dalam teori moneter, adalah model the cash-in-advance, yang sesungguhnya hanya fokus pada satu peranan transaksi uang. Dua pengembangan keseimbangan umum pada ide cash-in-advance dilakukan Grandmont dan Younes (1972) dan Lucas (1980). Aplikasi model cash-in-advance pada transaksi uang dengan perubahan dalam penawaran uang.
· Kohn, menyatakan validitas cash-in-advance ketika diaplikasi untuk individual, namun memiliki kekeliruan ketika diaplikasi untuk perekonomian secara keseluruhan. Sehingga, peminjaman dan meminjamkan menjadi nol, uang yang dipinjam oleh seseorang untuk menghindarkan kendala kas berhadapan dengan pegetatan, sehingga menjadi kendala dalam meminjam.
· Kendala cash-in-advance dapat diaplikasi untuk ekonomi dengan pasar kredit.

6. Concluding Remarks
· Peranan transaksi uang adalah sesuatu yang sangat jelas pada fenomena ekonomi, dan oleh karena itu tampaknya menjadi satu tantangan pada teori pertukaran. kita ketahui, bahwa teori pertukaran dikembangkan sebagai respon terhadap tantangan lainnya, teori pertukaran sebagai teori dalam menentukan harga relatif dan alokasi sumberdaya.
· Friksional terjadi dalam pertukaran moneter, karena perbedaan biaya-biaya spot dan biaya transaksi-transaksi masa ke depan, maka dikembangkan isue-isue strategis dengan informasi yang tidak sempurna dan insentif yang cocok. Pejelasan ini mungkin tumbuh secara perlahan pada peranan transaksi uang sebagai salah satu cabang teori pertukaran.
· Secara logis tantangan peranan transaksi uang bersifat implisit dan asumsi-asumsi informasi pada teori pertukaran.
· Secara alamiah perdagangan menyebabkan kebutuhan informasi berada dibelakang pengetahuan harga dalam teori pertukaran tradisional, dimana elemen informasi yang dasar kelemahan barter. Sangat penting mengenai kepemilikan informasi secara pribadi tentang suatu situasi—representasi organisasi pasar tidak terorganisir—menunjukkan masalah strategi pelaksanaan anggaran.
· Analogi bermanfaat membuat peranan uang sebagai penyimpan catatan dan teori signaling (Spence, 1974), keduanya bersumber dari moral hazard. Dalam signaling, kesulitan untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan secara ekonomi yang relevan dengan karakter pekerja produktif dapat diobservasi dengan perbandingan untuk dapat diobservasi mengetahui produktivitas.
· Apakah peranan transaksi uang penting? Salah satu cara mengetahui pentingnya melalui konsekuensi masalah pelaksanaan anggaran untuk alokasi sumberdaya. Suatu model masalah pelaksanaan angggaran dapat secara lengkap diselesaikan melalui (pengurangan biaya) dikenalkan dengan uang sebagai duplikasi alokasi sumberdaya, sehingga berkurangnya barter dunia dapat diakui sebagai interpretasi modern dalam dikotomi klasik.
· Tampaknya masuk akal untuk menjelaskan latarbelakang rasional peranan transaksi uang yang ditunjukan dalam dikotomi klasik. Dengan demikian model ini memberikan solusi pada teka-teki intelektual. Mengapa uang? Namun, bukan menjadi pertimbangan untuk percaya bahwa dikotomi klasik adalah valid, baik dalam teori atau praktek.